Di Indonesia ada banyak jenis mainan tradisional yang menarik, salah satunya adalah congklak. Permainan ini sangat digemari anak perempuan, tetapi tidak sedikit juga anak laki-laki yang memainkannya.
Pada zaman dulu, permainan ini akan memiliki alat bermain berbeda sesuai dengan golongan sosial. Saat itu, congklak dimainkan di atas papan berukir mewah yang hanya dimiliki oleh golongan istana atau orang-orang bangsawan saja.
Sedangkan golongan rakyat biasa akan bermain dengan cara melubangi tanah dan menggunakan biji-bijian.
Selain cara memainkan pada zaman dulu, ada beberapa fakta menarik tentang congklak, lo.
Fakta menarik pertama adalah congklak yang memiliki banyak sebutan atau nama.
Nama congklak lebih banyak digunakan di wilayah Sumatra dan Jawa.
Tapi di Jawa, congklak tidak jarang disebut juga dengan dakon atau dakonan.
Berbeda lagi di Lampung yang mengenal permainan ini dengan nama dentuman lamban.
Sedangkan di Sulawesi dikenal dengan beberapa nama makaotan, maggaleceng, anggalacang, dan nogarata.
Meski sangat terkenal di Indonesia, ternyata permainan ini berasal dari wilayah Timur Tengah.
Permainan congklak berkembang di wilayah Asia khususnya Melayu karena dibawa oleh bangsa Arab.
Bangsa Arab yang datang untuk berdagang atau berdakwah juga memperkenalkan permainan ini untuk anak-anak.
Bahkan para ahli menyebut bahwa congklak adalah permainan tertua di dunia.
Congklak dimainkan oleh dua orang yang saling berhadapan menggunakan papan yang terbuat dari kayu atau plastik, dengan ukuran kurang lebih 40 - 50 sentimeter.
Papan tersebut berisi 14 lubang kecil yang saling berhadapan dan lubang besar di kedua sisi (kanan dan kiri). Masing-masing permainan dibagi tujuh lubang dan satu lubang besar.
Setiap lubang kecil diisi lima sampai tujuh biji kerang atau sawo, sedangkan lubang besar dibiarkan kosong. Lubang besar dianggap sebagai gudang penyimpanan pemainan.
Cara bermainnya adalah dua orang pemain ini secara bergantian untuk memilih satu lubang kecil miliknya.
Kemudian, biji pada lubang tersebut dipindahkan satu per satu ke lubang lain searah jarum jam, sampai biji dalam genggaman habis.
Permainan akan berakhir saat biji di semua lubang kecil kosong dan berpindah ke lubang besar.
Pemenangnya adalah ditentukan dari jumlah biji terbanyak di lubang besar masing-masing pemain.
Selain menarik, permainan ini juga memiliki filosofi sederhana.
Tujuh lubang yang dimiliki setiap pemain memiliki makna sebagai jumlah hari dalam satu minggu.
Artinya, setiap orang memiliki jatah waktu yang sama dalam satu minggu, yaitu tujuh hari.
Pada saat biji diambil dari satu lubang, biji itu mengisi pada lubang yang lain. Makna pada tahap ini adalah setiap hari yang dijalani akan memengaruhi pada hari-hari selanjutnya.
Biji diambil lalu mengisi lubang yang lain juga berarti bahwa hidup harus memberi dan menerima, tidak bisa hanya memberi saja atau menerima.
Permainan congklak juga memberikan manfaat sebagai media melatih kejujuran dan kesabaran, lo.
Congklak akan melatih kejujuran saat pemain mengambil biji dalam satu lubang dan menjatuhkannya ke lubang lainnya.
Dengan ukuran biji yang kecil, pemain lawan bisa saja kesulitan mengamati jumlah biji yang diambil dan dijatuhkan.
Selain itu, permainan ini juga bisa melatih kesabaran. Teman-teman harus menunggu giliran main sampai pihak lawan selesai.
Itu lima fakta menarik tentang congklak yang ternyata memilik filosofi dan manfaat penting saat dimainkan.