Mengenal Sejarah Egrang, Sampai Masuk Cabang Olahraga Nasional

19-02-2023

Permainan tradisional egrang adalah bentuk permainan anak menggunakan alat yang terbuat dari bahan dua bilah bambu dan bambu lainnya sebagai penyangganya. Permainan ini menuntut para pemainnya untuk fokus dan menjaga keseimbangan agar tidak terjatuh.

Meski egrang sudah jarang dimainkan di keseharian era sekarang, namun permainan ini masih kerap dilombakan untuk memeriahkan peringatan kemerdekaan Indonesia. Mari cari tahu fakta permainan tradisional egrang dan sejarahnya untuk mengetahui asal usulnya.

1. Sejarah egrang

Permainan egrang sudah ada sejak zaman Belanda, sebagai salah satu tradisi yang dimiliki Indonesia dan tercatat dalam buku Javanesse Kinder Spellen yang disusun oleh pemerhati permainan anak-anak berkebangsaan Belanda. Permainan ini memang identik dimainkan oleh anak-anak, akan tetapi juga bisa dimainkan oleh orang dewasa.

Nama egrang diambil dari bahasa Lampung yang artinya terompah pancung. Sebab dalam permainannya menggunakan bambu panjang yang bentuknya bulat.

Penamaan pada setiap daerah berbeda-beda, seperti halnya Banjar dan Kalimantan Selatan menyebutnya batungkau. Sementara di Sumatera Barat disebut sebagai tengkak-tengkak dan Bengkulu menyebutnya dengan ingkau.

2. Peraturan permainannya yang menantang

Peraturan permainan egrang ini begitu unik sekaligus menantang, yaitu mengharuskan pemainnya berdiri berlama-lama setelah naik egrang. Jadi, siapa yang jatuh lebih dulu, maka dia yang kalah.

Pastinya dibutuhkan strategi untuk bertahan, namun kuncinya adalah keseimbangan dan kekuatan kaki serta tangan. Nah, sering kali pada perlombaan, indikator kemenangan ditambahkan menjadi siapa yang paling cepat mencapai garis finish tanpa jatuh dari egrang.

3. Terkadang dimainkan sambil menari

Fakta menarik egrang yang cukup unik yakni bisa dimainkan dengan menari. Akan tetapi hal itu membutuhkan keseimbangan hingga ketangkasan dalam memainkannya.

Egrang juga dijadikan sebagai sarana menari yang dimainkan oleh 5 orang penari. Dengan diiringi musik tradisional yang diperpadukan dengan gerakan tarian.

4. Bahan egrang bukan hanya dari bambu

Egrang bukan hanya terbuat dari bahan bambu saja melainkan juga bisa dilakukan modifikasi menggunakan bahan lainnya, misalnya kaleng ataupun batok kelapa. Jika terbuat dari kaleng maupun batok kelapa, maka alat hubungnya berupa tali agar bisa ditarik ketika menjalankannya.

Panjang tali disejajarkan dengan pinggang, sedangkan kaleng ataupun batok kelapa bisa dijadikan sebagai pijakan kaki. Kedua bahan tersebut sudah umum digunakan sebagai bentuk untuk memanfaatkan barang bekas agar berguna kembali.

Egrang yang terbuat dari bambu umumnya berukuran 2,75 meter untuk tempat pijakan, dengan diameter 6 samapi 9 cm. Jarak yang dibuat biasanya sekitar 50 cm dari bagian bawah sebagai pijakan kaki. Pijakannya bambu bisa lebih kuat untuk menyanggah tubuh orang dewasa.

5. Masuk cabor perlombaan nasional

Egrang juga menjadi salah satu cabang olahraga yang diperlombakan pada Pekan Olahraga Tradisional Tingkat Nasional (Potradnas) VIII Tahun 2021 yang berlangsung di Belitung, bersama permainan tradisional lain, seperti ketapel, lari balok, panahan, dan sumpitan.

Dengan terdaftarnya berbagai permainan tradisional di pesta olahraga tersebut, ditujukan untuk meningkatkan minat masyarakat dan menghidupkan kembali keseruan permainan tradisional.

Itulah fakta menarik dan sejarah permainan egrang yang berasal dari Lampung. Selain untuk seru-seruan, permainan egrang juga sebagai sarana untuk menjalin keakraban. Permainan yang bisa mempererat hubungan pertemanan dengan sesama dan membuat ulet, sportif, hingga kerja keras bagi para pemainnya.