RuangMainan.com – Tetapi bukan dengan membawa lari bola, lalu melemparkannya mengenai tubuh lawan, melainkan bola harus dioperkan kepada anggota kelompoknya sambil berusaha mengejar dan melemparkan bola.
Apabila mereka berhasil menyusun pecahan genteng tersebut, mereka berteriak “boi-boi” yang artinya mereka memenangkan permainan.
Jika salah satu anggota kelompok terkena bola yang dilempar oleh kelompok lawan, maka mereka akan menjadi kelompok jaga.
Alasan permainan ini dinamakan boi-boian karena pada zaman dahulu pemain yang memainkan permainan ini lebih banyak anak cowok yang dalam bahasa Inggrisnya “Boy”, maka dari itu, masyarakat menyebutnya permainan boi-boian.
Bisa dikatakan, permainan boi-boian merupakan bowlingnya Indonesia namun lebih menarik dan seru.
Boi dalam permainan ini berarti kemenangan untuk siapapun kelompok yang berhasil melempar susunan genteng atau kelompok yang berhasil mengoper bola dan mengenai tubuh kelompok lawan.
Menggunakan Bola Kertas
Bola yang digunakan pun bukan bola biasa, melainkan bola yang terbuat dari gulungan kertas yang diikat dengan karet.
Sehingga ketika bola mengenai tubuh tidak akan terasa sakit. Meski terbuat dari kertas namun bola ini cukup kuat untuk merobohkan susunan genteng.
Adu strategi antar kelompok yang menegangkan sungguh menyenangkan saat dimainkan bersama.
Jumlah pemainnya pun tak terbatas. Semakin banyak yang ikut bermain maka permainan akan semakin menarik.
Tapi, jumlah tiap-tiap kelompok harus seimbang. Meski demikian permainan ini tetap bisa berjalan meski tiap kelompok hanya terdiri dari dua orang anak.
Permainan Boi-boian yang Sarat Makna
Banyak makna yang tercipta dari permainan boi-boian. Anak-anak yang berada dalam masing-masing kelompok dituntut untuk bekerjasama untuk memenangkan permainan.
Permainan boi-boian ini secara tidak langsung telah mengajarkan anak tentang pentingnya bekerjasama yang memang harus ditanamkan sejak dini.
Permainan ini biasanya dimainkan pada sore hari menjelang petang atau pada malam hari.
Tak ada batasan waktu dalam permainan ini sampai salah satu kelompok menyerah atau para pemainnya sudah merasa lelah.
Di daerah perdesaan permainan ini masih kerap dimainkan. Di Lampung misalnya, permainan ini masih bisa dijumpai di Desa Jatiagung, Desa Karanganyar, Desa Way Huwi di Kabupaten Lampung Selatan.
Cara Bermain Boi-boian Berbeda Tiap Daerah
Sebagaimana tiap daerah, permainan boi-boian ini juga berbeda-beda cara bermainnya. Ada yang menggunakan bola atau ada juga yang tidak menggunakan bola.
Di Desa Way Huwi, Lampung Selatan misalnya, permainan ini justru tidak menggunakan bola tapi dengan cara menendang susunan genteng.
Disini, kelompok yang kalah akan berbagi tugas, ada yang menyusun genteng ada yang bertugas mencari kelompok lawan yang bersembunyi.
Sementara kelompok lawan juga akan membagi tugas, ada yang mengecoh kelompok yang berjaga ada pula yang bertugas untuk menendang susunan genteng.
Meski berbeda tapi, tujuan permainan ini adalah satu, memenangkan permainan dengan cara bekerjasama dan membagi peran masing-masing anggota kelompok.
Karena jika kelompok tidak membagi tugas untuk tiap anggotanya maka kelompok lawan akan sangat mudah memenangkan permainan.
Permainan Tradisional Harus Dilestarikan
Hingga kini upaya untuk melestarikan permainan boi-boian atau permainan tradisional lainnya nyaris tidak ada. Dulu sebelum game-game digital merambah.
Permainan ini menjadi hiburan tersendiri buat warga kampung saat melihat anak-anak mereka bermain.
Padahal, permainan ini merupakan warisan turun-temurun namun sejak teknologi digital mulai berkembang, permainan-permainan ini mulai dilupakan.
Padahal selain belajar bekerjasama sejak masih usia dini permainan ini juga amat menyehatkan baik secara jasmani dan juga rohani.
Jika permainan-permainan tradisional ini tak segera diinvetarisir atau dilestarikan bisa jadi permainan ini hanya akan menjadi sejarah yang terlupakan.